Tugas pengantar telematika 4ka11
1. Maulana
Syarif Hidayatulloh (14110275)
2. Vicky
Ariesca Merliana (19110701)
3. Slamet
Raharjo (16110630)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan
untuk membuat aplikasi pengambilan dan pengolahan gambar yang dicapture oleh
webcam dan mengolahnya dengan menggunakan citra gray scale dan citra biner
untuk menentukan posisi objek. Aplikasi menggunakan bahasa pemrograman delphi
dan dirancang untuk mengelompokkan pixel-pixel objek menjadi wilayah (region)
yang merepresentasikan objek serta mampu membedakan antara objek dan latar
gambar digital.. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
perancangan. Sampel data diperoleh dari hasil pengujian sistem, dianalisis
dengan model use-case, dan urutan operasi. Berdasarkan analisis tersebut dibuat
model desain dan implementasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi yang
dibangun dapat digunakan untuk menentukan posisi objek simetris pada ruang tiga
dimensi.
Kata kunci :
Computer Vision, citra gray scale, citra biner
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Computer Vision
2.2.Pengolahan Citra
2.3. Digitalisasi Citra
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Hasil Dan
Pembahasan
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penggunaan komputer saat ini
merupakan salah satu kebutuhan dalam dunia Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, bisnis maupun kebutuhan pribadi karena pada dasarnya komputer
merupakan alat bantu dalam penyelesaian masalah yang bersifat rutinitas
diseluruh aspek kehidupan manusia. Perkembangan komputer saat ini sangat pesat
seiring dengan perkembangan teknologi perangkat keras dan perangkat lunak.
Perkembangan tersebut diikuti dengan semakin meluasnya penggunaan komputer pada
berbagai bidang.
Grafika komputer adalah suatu bidang
ilmu komputer yang mempelajari tentang cara-cara untuk meningkatkan dan
memudahkan komunikasi antara manusia dan mesin (komputer) dengan jalan
membangkitkan, menyimpan dan memanipulasi gambar, model suatu obyek menggunakan
komputer. Grafika komputer memungkinkan user untuk berkomunikasi lewat gambar,
bagan, diagram yang menunjukkan bahwa grafika komputer bisa diterapkan pada
banyak bidang (Insap Santosa, 2004).
Salah satu bidang yang cukup
berkembang adalah bidang pengolahan citra. Dengan bermacam-macam tekstur dan
warna, sebuah citra atau gambar dapat menyajikan informasi sesuai keinginan.
Dalam dunia nyata, kemampuan seseorang untuk menyerap informasi lebih mudah
dengan membaca atau menganalisis gambar dibandingkan dengan sekumpulan
kata-kata atau angka yang disajikan (Soendoro Herlambang, 2004).
Computer
Vision mencoba meniru cara kerja visual manusia ( human vision) . Human
Vision sesungguhnya sangat kompleks yaitu manusia melihat objek dengan
indera penglihatan (mata), lalu citra objek tersebut diteruskan ke otak untuk
dinterpretasi sehingga manusia mengerti objek apa yang tampak dalam pandangan
mata. Hasil keputusan ini digunakan untuk pengambilan keputusan, misalnya untuk
menghindar dari objek yang ada atau mengetahui posisi suatu objek terutama objek
simetris. Objek simetris adalah objek yang memiliki jarak dan sudut
pandang yang sama bila dilihat dari arah yang berbeda dalam suatu ruang.
Keseimbangan simetris dapat dikiaskan sebagai keseimbangan cermin, berarti,
sisi-sisi yang berlawanan harus sama persis untuk menciptakan keseimbangan.
Bila ditarik garis lurus pada bagian tengah maka, bagian yang satu akan menjadi
cerminan bagi yang lain.
Computer
Vision merupakan teknik-teknik untuk mengestimasi ciri-ciri objek di
dalam citra, pengukuran ciri yang berkaitan dengan geometri objek dan
menginterpretasi informasi geometri tersebut seperti menentukan posisi objek,
dimana posisi horizontal diwakili oleh sumbu X, posisi vertikal diwakili oleh
sumbu Y dan jarak dari kamera ke suatu titik objek diwakili oleh sumbu Z
yang berada dalam ruang tiga dimensi
Proses di dalam Computer Vision dapat di
bagi menjadi tiga aktivitas yaitu :
- Memperoleh atau mengakuisisi citra digital
- Melakukan teknik komputasi untuk memproses
atau memodifikasi data citra ( Operasi pengolahan citra).
- Menganalisis dan menginterpretasi citra dan
menggunakan hasil pemrosesan dengan tujuan tertentu misalnya memandu
robot, mengontrol peralatan( Rinaldi Munir, 2004).
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Computer Vision
Ilmu Komputer adalah studi
sistematik tentang proses algoritmik yang menjelaskan dan mentrasformasikan
informasi, baik itu berhubungan dengan teori-teori, analisa, desain, efisiensi,
implementasi, ataupun aplikasi-aplikasi yang ada padanya. Salah satu bidang
ilmu komputer adalah Computer Vision.
Computer
Vision adalah proses otomatis yang mengintegrasikan sejumlah besar proses untuk
persepsi visual , seperti akuisisi data, pengolahan citra, klasifikasi,
pengenalan ( recognition ), dan membuat keputusan (Adrian
Low 1991 ).
Computer
Vision adalah teknik-teknik untuk mengestimasi ciri-ciri objek di dalam citra ,
pengukuran ciri yang berkaitan dengan geometri objek dan menginterpretasikan
informasi geometri tersebut (Jain, Rames 1995).
Computer
vision merupakan salah satu cabang dari artificial intelligence (kecerdasan
buatan) yang difokuskan pada pengembangan algoritma untuk menganalisis
informasi dari suatu image ke dalam bentuk informasi yang sebenarnya di
dunia nyata.. Peran dari computer vision adalah sebagai salah satu penyedia
data input bagi komputer untuk dapat mengerti keadaan di sekelilingnya.
Kemudian dari data input yang telah didapatkan, akan diolah sedemikian rupa
sehingga komputer dapat memberikan respon sesuai yang diinginkan untuk
menentukan cara penyajian hasil data input tersebut.
Fungsi computer vision adalah
untuk menyajikan informasi dunia nyata ke dalam informasi image. Berikut
adalah beberapa permasalahan dalam computer vision yang merupakan fokus
utama :
1. Sensing
Bagaimana sensor memperoleh image
dari dunia luar (World View) termasuk properti dari dunia seperti
material, bentuk, dan iluminasi. Bahkan pada bentuk 3D, termasuk pula geometri,
tekstur, motion, dan identitas dari obyek di dalamnya disimpan sehingga
dapat digunakan oleh komputer.
2. Decoded Information
Bagaimana caranya untuk membuka dan
mengambil setiap informasi yang ada di dalam image itu sehingga komputer
dapat memperoleh semua informasi selengkap–lengkapnya.
3. Using the information
Memilih informasi apa saja yang
benar–benar dibutuhkan dan harus diprioritaskan lebih dari pada yang lainnya.
Juga harus dipilih informasi apa yang ada dalam image itu yang justru
harus dibuang karena dapat mengganggu jalannya sistem. Algoritma apa saja
yang dibutuhkan untuk memproses informasi dari image dan bagaimana
memanfaatkannya. Beberapa subyek ilmu yang memanfaatkan computer vision antara
lain:
a. Face recognition (pengenalan wajah)
b. 3D reconstruction (rekonstruksi struktur 3
dimensi)
c. Motion tracking (pelacakan gerakan)
Computer
Vision adalah aplikasi lain yang berhubungan dengan artificial intelligence,
yang merupakan alat analisis dan evaluasi informasi visual dengan menggunakan
komputer. Teknik Artificial Integensia memungkinkan komputer untuk bisa
mengenal sebuah gambar dan mengidentifikasi objek. Dengan menggunakan teknik
pelacakan dan pencocokan, komputer bisa memilih kunci khusus dan mencari serta
mengidentifikasi informasi agar pandangan mata manusia tidak meleset. Untuk
membantu pengguna memecahkan suatu masalah atau mengambil suatu keputusan,
perangkat lunak vision computer Artificial Intelegensi berusaha mengetahui
melalui informasi visual.
Sebuah sistem visual mempunyai
kemampuan untuk memperbaiki informasi yang berguna dari sebuah gambar.
Untuk memperbaiki informasi diperlukan pengetahuan dan proyeksi geometri dari
objek dari suatu gambar.
Bidang ilmu yang mempunyai kaitan
dengan sistem visual sejak pertama kali dikembangkan hingga saat ini ,
menghasilkan teknik-teknik baru yang terus dikembangkan baik untuk tujuan
peningkatan akurasi maupun untuk meningkatkan kecepatan proses. Salah satu
pengembangannya adalah pengolahan citra yang merupakan bidang tersendiri
yang cukup berkembang sejak orang mengerti bahwa komputer tidak hanya menangani
teks tetapi juga data gambar ( citra ). Teknik-teknik pengolahan citra bisanya
digunakan untuk melakukan transformasi dari satu citra kepada citra yang lain,
sementara tugas perbaikan informasi terletak pada manusia melalui penyusunan
algoritmanya. Bidang ini meliputi penajaman citra, penonjolan fitur tertentu
dari suatu citra, kompresi citra dan koreksi citra. Sebaliknya sistem visual
menggunakan citra sebagai masukan tetapi menghasilkan keluaran jenis lain
seperti representasi dari kontur objek di dalam citra, atau menghasilkan
gerakan dari suatu peralatan mekanis yang terintegrasi dengan sistem visual.
Jadi penekanan pada sistem visual adalah perbaikan dan pengambilan informasi
secara otomatis dengan interaksi manusia yang minimal.
Algoritma pengolahan citra sangat
berguna pada awal perkembangan sistem visual, biasanya digunakan untuk
menajamkan informasi tertentu pada citra, sebelum diolah lebih jauh.
Komputer grafik melalui pemrograman
grafik menghasilkan citra dari bentuk geometri primitive seperti titik, garis
lurus dan garis lengkung, lingkaran dan bentuk-bentuk dasar geometri lainnya.
Komputer grafik memainkan peranan penting dalam visualisasi. Sedangkan sistem
visual bekerja sebaliknya, menduga bentuk geometri primitive dan ciri lainnya
yang merupakan penyederhanaan dari citra asal yang sifatnya lebih kompleks.
Jadi Komputer grafik memadukan unsur-unsur pembentuk citra untuk membentuk atau
mensintesa citra sedangkan sistem visual menganalisis citra dan terkadang
menguraikannya menjadi bentuk yang sederhana agar dapat dinilai secara
kuantitatif.
2.2.Pengolahan Citra
Citra (Image) adalah gambar pada
bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra
merupakan fungsi penerus dari intensitas cahaya pada bidang dwimatra.
Sumber cahaya menerangi objek, objek memantulkan kembali sebagian cahaya dan
ditangkap oleh alat-alat optik seperti mata pada manusia, kamera, pemindai
(scanner) dan sebagainya, sehingga bayangan objek yang disebut citra ini
terekam (Rinaldi Munir, 2004).
Pengolahan citra adalah langkah yang
digunakan untuk memperbaiki citra yang mengalami gangguan agar mudah
diinterpretasi baik oleh manusia maupun oleh komputer yang bertujuan
memperbaiki kualitas citra menjadi lebih baik (Rinaldi Munir, 2004).
Teknik-teknik pengolahan citra mentransformasikan citra menjadi citra lain,
jadi masukannya adalah citra dan keluarannya juga citra, namun citra keluaran
mempunyai kualitas lebih baik daripada citra masukan.
Pengolahan citra (image
processing) adalah suatu ilmu komputasi yang memungkinkan manusia dapat
mengambil informasi dari suatu citra, tidak lepas dari bidang computer
vision.
Sesuai dengan perkembangannya terdapat dua tujuan
utama, yakni :
- Memperbaiki kualitas citra, Hasilnya berupa
informasi citra yang interprestasikan oleh manusia (human perception).
- Mengekstraksi informasi ciri yang menonjol pada
suatu citra, Hasilnya berupa informasi ciri dari citra secara numerik
melalui besaran data yang dapat dibedakan secara jelas (Achmad Basuki,
2005).
Pengolahan citra (image
processing) merupakan suatu proses filter gambar asli menjadi gambar lain
sesuai kebutuhan. Misalnya, apabila mendapatkan gambar yang terlalu gelap,
dengan pengolahan citra dapat diproses agar mendapatkan gambar yang jelas
seperti yang digambarkan dalam blok diagram (Riyanto Sigit, 2005).
Citra digital merupakan citra yang
diambil berdasarkan sampling dan kuantisasi tertentu, terbentuk dari
piksel-piksel yang besarnya tergantung pada sampling dan nilai derajat keabuan
serta tergantung pada kuantisasi. Model citra digital dinyatakan dalam bentuk
matrik, citra didefenisikan sebagai fungsi (x,y) dimana x menyatakan nomer
baris dan y menyatakan kolom dan f menyatakan nilai dari derajat keabuan dari
citra. Model matrik pada citra digital memungkinkan dilakukannya operasi
matrik.
Citra merupakan dimensi spatial yang
berisi informasi warna dan tidak bergantung pada waktu. Citra merupakan
sekumpulan titik-titik dari gambar, yang disebut pixel (picture
element). Titik-titik tersebut menggambarkan posisi koordinat dan mempunyai
intensitas yang dapat dinyatakan dengan bilangan. Intensitas ini menunjukan
warna citra, melalui penjumlahan (Red, Green dan Blue / RGB).
Koordinat memberikan informasi warna
pixel berdasarkan; Brightness (ketajaman) warna cahaya (hitam, abu-abu,
putih) dari sumber, Hue (corak warna) yang ditimbulkan oleh warna
(merah, kuning , hijau dll ) dan merupakan panjang gelombang dominan dari
sumber. Misalnya citra dengan 8 bit per pixel mempunyai 256 warna dan citra
dengan 24 bit tiap pixel dinyatakan dengan ;
- bit 0 sampai
dengan 7 untuk warna merah (red)
- bit 7 sampai
dengan 15 untuk warna hijau (green)
- bit 16 sampai
dengan 24 untuk warna biru (blue)
Kemungkinan kombinasi warna yang ada
adalah 16.777.216, dimana nilai 0 menyatakan warna hitam
sedangkan nilai 16. 777.216 menyatakan warna putih.
Hubungan image processing dengan
pembagian bidang dalam komputer yang melibatkan input dan output tertentu dapat
di jelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel .1 Hubungan Pengolahan Citra
|
|
Output
|
Image
|
Deskripsi
|
Input
|
Image
|
Pengolahan Citra
|
- Pengenalan
pola- Computer Vision
|
|
|
Komputer Grafik
|
Pengolahan data lainnya
|
Dalam tabel diatas terlihat jelas
bahwa pengolahan citra (image processing) merupakan suatu bidang pengetahuan
dimana inputnya berupa citra dan hasilnya juga berupa citra dengan proses yang
berupa perbaikan kualitas citra atau penyajian informasi citra. Agar hasil
berupa data numerik atau teks yang menyatakan informasi yang ada dalam citra
diperlukan pengetahuan yang dipelajari dalam pengenalan pola dan computer
vision.
2.3. Digitalisasi Citra
Agar dapat diolah dengan komputer
digital, maka suatu citra harus dipresentasikan secara numerik dengan
nilai-nilai diskrit. Representasi citra dari fungsi malar(kontinu) menjadi
nilai-nilai diskrit disebut digitalisasi, citra yang dihasilkan ini disebut
dengan citra digital. Pada umumnya citra digital berbentuk persegi panjang yang
dimensi ukurannya dinyatakan sebagai tinggi x lebar atau lebar x panjang. Citra
digital yang tingginya N, lebarnya M, dan memiliki L derajat keabuan dapat
dinyatakan sebagai fungsi :
0 ≤ x ≤ M
f(x,y) 0 ≤ y ≤ N
0 ≤ f ≤ L
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Hasil Dan Pembahasan
Fungsi utama sistem ini adalah menetukan posisi objek
dalam aplikasi pengolahan citra, prosedurnya adalah mengambil gambar
(citra warna) dengan menggunakan webcam, mengubah ke citra keabuan dan citra
biner, menentukan koordinat empat titik, menentukan posisi objek .
Proses awal untuk menentukan posisi objek dalam ruang
tiga dimensi adalah mengcapture objek yang hasilnya berupa citra warna,
kemudian diubah kedalam citra keabuan ( gray scale), Prosedur sebagai berikut :
1. Meletakkan objek pada posisi yang
diinginkan
2. Mengaktifkan program pengambilan
gambar
3. Mengkoneksikan webcam satu dan
dua dengan komputer
4. Mengkalibrasi kamera satu dan dua
5. Menampilkan gambar dilayar
6. Mengcapture gambar
7. Mengubah citra warna kedalam
citra grayscale dengan cara menjumlah nilai dari tiga layer yaitu nilai r,
nilai g dan nilai b kemudian dibagi tiga sehingga menghasilkan citra grayscale
(keabuan) dengan rumus sebagai berikut :
Proses ini bertujuan mengelompokkan piksel-piksel
objek kedalam wilayah yang mempresentasikan objek yang membedakan objek dengan
latar belakang .
Citra yang telah diubah ke grayscale dilanjutkan
dengan binerisasi yang hanya bernilai 0 dan 1, Pada citra biner, batas antara
objek dan latarbelakang terlihat jelas. Piksel objek berwarna putih sedang
piksel latarbelakang berwarna hitam. Untuk menentukan nilai biner dari citra
grayscale yang memiliki derajat keabuan 256 dibagi dua, maka nilai
tengahnya adalah 128 sehingga untuk mengubah menjadi citra biner dapat
dituliskan sebagai berikut :
Jika nilai keabuan < 128 maka nilainya sama dengan
0
Jika nilai keabuan >= 128 maka nilainya sama dengan
1
Proses mengubah citra warna ke dalam citra gray scale
dan citra biner, maka proses selanjutnya adalah menentukan koordinat empat
titik berupa x1-y1, x2-y2, x3-y3, x4-y4, dengan prosedur sebagai berikut
:
- Hasil capture gambar yang berupa citra biner
selanjutnya diolah untuk menentukan posisi koodinat titik x1y1 dengan cara
melacak piksel yang bernilai 1 dimulai dari koordinat (0,0) yang letaknya
pada sisi kiri atas dari citra biner, yang dilakukan berulang sampai
ditemukan piksel yang bernilai 1 yang pertama, selanjutnya menjadi nilai
x1y1. Ketentuan pelacakannya adalah jika koordinat piksel bernilai 0 maka
pencarian dilanjutkan sampai ditemukan koordinat piksel yang
bernilai 1.
- Setelah nilai piksel x1y1 ditemukan, maka
dilakukan pelacakan sampai ditemukan piksel yang bernilai 1 yang merupakan
koordinat piksel pada kolom terdekat dari batas matriks citra,
selanjutnnya menjadi nilai x2y2. Ketentuan pelacakannya adalah jika
koordinat piksel bernilai 0 maka pencarian dilanjutkan sampai ditemukan
koordinat piksel yang bernilai 1.
- Pelacakan dilanjutkan kepada koordinat piksel
dari matriks citra biner sampai ditemukan piksel yang nilai 1, dari baris
piksel yang terjauh, yang selanjutnya dijadikan nilai x3y3. Ketentuan
pelacakannya adalah jika koordinat piksel bernilai 0 maka pencarian
dilanjutkan sampai ditemukan koordinat piksel yang bernilai 1.
- Setelah nilai piksel x3y3 ditemukan, dilanjutkan
pelacakan sampai ditemukan koordinat piksel yang bernilai 1 yang letaknya
pada paling terakhir dari matriks citra, selanjutnya dijadikan sebagai
nilai x4y4. Ketentuan pelacakannya adalah jika koordinat piksel bernilai 0
maka pencarian dilanjutkan sampai ditemukan koordinat piksel yang
bernilai 1.
Setelah koordinat empat titik didapatkan, maka
dilanjutkan dengan menentukan posisi X, Y, Z yang diproses sebagai
berikut :
- Hasil capture gambar yang ditampilkan pada
kamera satu berupa citra biner, dan telah diolah kedalam koordinat
empat titik, maka piksel yang titik koordinat x1 yang pertama
ditemukan pada saat pelacakan objek yang nilai piksel 1 selanjutnya
dijadikan nilai x, karena merupakan nilai pertama diperoleh
yang sejajar dengan sumbu x pada ruang tiga dimensi.
- Citra biner yang dihasilkan oleh kamera satu dan
kamera dua, dijadikan nilai y dengan proses nilai y1 pada kamera 1 dan
nilai y1 pada kamera 2 sama, maka nilai yang diambil untuk dijadikan nilai
y dipilih salah satunya dengan cara, nilai piksel y4 dikurangi dengan
nilai piksel y1 untuk memperoleh nilai y, karena nilai koordinat tersebut
sejajar dengan sumbu y dalam ruang tiga dimensi.
- Untuk nilai Z diambil dari hasil capture gambar
pada kamera 2 yaitu yang sejajar dengan sumbu Z yaitu nilai x1 dari
koordinat x1y1 dari koordinat empat titik .
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
- Tersusun suatu algoritma untuk mengolah
obyek gambar digital dari citra warna yang telah dicapture, diolah dengan
menggunakan citra gray scale dengan cara citra warna yang terdiri dari 3
layer matriks dengan menjumlahkan nilai RGB kemudian dibagi tiga, dan
hasilnya berupa satu layer citra grayscale dengan rentang nilai keabuan 0
sampai dengan 255, dari citra grayscale diubah kedalam bentuk citra biner
dimana objek bernilai 1 dan latarbelakang bernilai 0.
- Telah berhasil merancang program aplikasi
pengolahan citra untuk menentukan posisi objek.
- Kekurangannya belum menghasilkan perbandingan
posisi objek yang tepat berdasarkan tingkat resolusi citra, hal ini
dipengaruhi oleh ketepatan menempatkan posisi objek pada saat pengcapturan
gambar.
DAFTAR PUSTAKA
- Achmad
Basuki, dkk, 2005. Pengolahan Citra Digital menggunakan Visual Basic,
Cetakan Pertama, Yogyakarta : Graha Ilmu
- Adi
Nugroho, 2005. Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek,
Cetakan Pertama, Bandung : Informatika
- Balza
Achmad dan Kartika Firdausy, 2005. Teknik Pengolahan Citra
Digital Menggunakan Delphi, Yogyakarta : Ardi Publishing
- Bambang
Robi`in, 2004. Pemograman Grafis Multi Media menggunakan Delphi,
Yogyakarta : Andi Offset
- Eru
Puspita, Sistem Pendeteksian dan Penjejakan Wajah Secara Realtime
(Online) http://www.ies.eepis-its.edu/index.php,
1 komentar:
saya izin copas ya, ilmunya bermanfaat.
Posting Komentar