Selasa, 14 Januari 2014

Pengembangan Multimedia Pembelajara Interaktif Sistem Bahan Bakar Injeksi, Sistem Pendingin Transmisi Otomatis pada Sepeda Motor Matic Injeksi

Posted by Maulana Syarif HIidayatulloh in - 0 komentar



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXI2ADZdr3rugUqQ2lvloQPpij2ff8v0M53L58nNbGPuvJhi50oL7g_lRhiz94f0kGY0vLMwhfVkuk2cidPkkegMAW0ql6WGGxGf7aebYZWqhCjD6SLwx2ZGav2P-jYksXi4E9milNF4c/s1600/LOGO+UG+1.jpg


TUGAS PENGANTAR TELEMATIKA





Pengembangan Multimedia Pembelajara Interaktif Sistem Bahan Bakar Injeksi,
Sistem Pendingin Transmisi Otomatis pada Sepeda Motor Matic Injeksi

Nama & NPM             :  Maulana Syarif Hidayatulloh | 14110275
Slamet Raharjo | 16110630
Vicky Ariesca Merliana | 19110701
Fakultas                       :  Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Jurusan                        :  Sistem Informasi
Kelas                           :  4KA11




UNIVERSITAS GUNADARMA
2014


ABSTRAKSI

Maulana Syarif Hidayatulloh | 14110275
Slamet Raharjo                        | 16110630
Vicky Ariesca Merliana          | 19110701
JURNAL PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI, SISTEM PENDINGIN AIR DAN TRANSMISI OTOMATIS PADA SEPEDA MOTOR MATIC INJEKSI”

Tugas Pengantar Telematika. Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma, 2013
Kata kunci: media pembelajaran, sistem bahan bakar injeksi, sistem pendingin air, transmisi otomatis
(iii + 15 halaman)

Penelitian  kolaboratif  ini merupakan  penelitian  pengembangan  media pembelajaran,  yang  bertujuan  untuk  mengetahui  proses  pembuatan,  tingkat validitas,  dan  kelayakan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem pendingin  air  dan  transmisi otomatis  pada  sepeda  motor  matic  injeksi dengan menggunakan software Adobe flash. Penelitian  ini termasuk  jenis penelitian Research  and Development  (R & D). prosedur yang dilakukan terdiri dari: a) Analisis kebutuhan, b) Pengembangan produk  media  pembelajaran,  c)  Uji  validasi oleh  ahli  materi dan  ahli  media,  d) Revisi,  e)  Uji coba  oleh  mahasiswa  selaku  pengguna,  e)  Revisi,  f)  Hasil akhir pembuatan media pembelajaran. Hasil yang didapatkan yaitu: 1) Proses pengembangan media pembelajaran Proses  pembuatan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada  sepeda motor matic injeksi  dengan menggunakan  software Adobe dilakukan melalui tahapan  identifikasi kompetensi sesuai  dengan  media  yang  akan  dikembangkan,  pembuatan  rancangan  materi, pengumpulan  bahan-bahan,  pembuatan  media  dengan adobe  flash,  validasi  dari ahli materi, ahli media, dan mahasiswa selaku pengguna, 2) Media pembelajaran yang dibuat memiliki tingkat kesesuaian dengan silabus sebesar 2.67 (sesuai) dan aspek belajar mandiri 4.0 (sangat bisa dipergunakan untuk belajar secara mandiri oleh  mahasiswa),  dan  3)  Media  pembelajaran  yang  dikembangkan  memiliki penilaian  kelayakan  dengan  skor  2.71  (layak)  oleh  ahli media  dan  2.65  (layak) oleh mahasiswa selaku pengguna media pembelajaran. 





ii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul..................................................................................................................................i
Abstraksi...........................................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
BAB 2 KAJIAN TEORI..................................................................................................................6
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN..........................................................................................7
BAB 4 HASIL PENELITIAN.......................................................................................................10
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15



















iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Salah  satu  tujuan  nasional bangsa  Indonesia  adalah  di  dalam pembukaan  undang  undang  dasar  negara  Republik  Bangsa  Indonesia  adalah untuk  mencerdaskan  kehidupan  bangsa.  Pencapaian  tujuan  nasional  untuk mencerdaskan  kehidupan  bangsa  dilakukan  melalui  pendidikan.  Pendidikan melibatkan  kegiatan belajar dan proses pembelajaran. Proses kegiatan belajar mengajar        merupakan       hal       yang    harus  sangat diperhatikan         dalam penyelenggaraan  pendidikan  disuatu  instansi pendidikan  pada  jenjang pendidikan dasar ( SD ) sampai diperan tinggi ( PT ). Jurusan  Pendidikan  Teknik  Otomotif  Fakultas  Teknik  Universitas Negeri  Yogyakarta  mulai  Tahun  Akademik  2009/2010  mulai  menerapkan  kurikulum baru (Kurikulum 2009) yang diberlakukan bagi seluruh mahasiswa baru jurusan Pendidikan Teknik Otomotif baik dari program studi D3 Teknik Otomotif maupun S1 Pendidikan Teknik Otomotif. Pada  Kurikulum  yang  berlaku  di  Fakultas  Teknik  Universitas  NegeriYogyakarta  (FT UNY)  terdapat matakuliah  Teknologi  Sepeda Motor dengan Kode  OTO  225  yang  wajib  ditempuh  oleh  semua  mahasiswa  jurusan Pendidikan  Teknik  Otomotif  pada  semester  genap  tahun  pertama.  Materi pembelajaran  yang  terdapat  matakuliah  tersebut  sebagian  besar  merupakan materi-materi  lanjutan  atau  pendalaman  dari  materi-materi  yang  pernah dipelajari  di         Aemester  sebelumnya  (semester  ganijl)    yaitu  dengan pertimbangan  pemilihannya  pada  materi-materi  pembelajaran  yang  sangat dibutuhkan dan terpakai dalam matakuliah-matakuliah lainnya pada semester-semester  selanjutnya,  baik  matakuliah  keahlian  dasar  umum,  matakuliah keahlian    umum  maupun  matakuliah  keahlian  khusus  di  jurusan  Pendidikan Teknik Otomotif. Mata Kuliah Teknologi Sepeda Motor pada  materi sistem bahan bakar injeksi,  sistem  pendinginan  air  dan  transmisi  otomatis  pada  sepeda  motor


1



dengan  Programmable  Fuel Injection  (PGM-FI)    merupakan  salah  satu matakuliah dari Bidang Teknik Otomotif yang ditempuh pada semester genap di Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Materi ini mengandung karakteristik pesan  yang  cukup  abstrak  sehingga  memerlukan  media  pembelajaran  yang menarik  bagi mahasiswa.  Sementara  ini,  proses  belajar  mengajar  matakuliah teknologi sepeda motor injeksi sub bidang sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis dilakukan dengan keterbatasan sumber belajar,  yang  semestinya  bisa  digunakan  untuk  membantu  mahasiswa  dalam mempelajari  materi  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem  pendinginan  air  dan transmisi otomatis. Dengan kata lain, media pembelajaran yang memuat bahan pembelajaran  ini masih langka  karena hanya menggunakan buku teks (media cetak). Oleh karena itu pola pembelajarannya masih konservatif,  yakni dosen dan mahasiswa berpegang pada buku teks untuk membahas materi kuliah. Dalam suatu proses belajar mengajar, ada dua unsur yang amat penting adalah metode dan media pendidikan, kedua aspek ini saling berkaitan. Media pendidikan merupakan  suatu sarana  komunikasi pembawa pesan dari sumber pesan  kepada  penerima  pesan  untuk  menunjang  proses  pembelajaran.  Media pendidikan membuat proses belajar mengajar akan lebih menarik mahasiswa, materi  pembelajaran  akan  lebih  jelas  maknanya,  sehingga  lebih  dapat dipahami  oleh  mahasiswa  dan  memungkinkan  mahasiswa  menguasai  tujuan mengajar dengan lebih baik. Ciri media  yang  baik  adalah  menarik  dan  mudah  dipahami.  Menarik diartikan  bahwa  media  tersebut dapat mengoptimalkan  perhatian  mahasiswa dalam  mengikuti  kegiatan  belajar  mengajar.  Mudah  dipahami  yaitu  media tersebut  menerangkan  dengan  cermat,  jelas  dan  runtut sehingga  mahasiswa tidak mengalami kebingungan dalam menyerap informasi yang disampaikan. Media  pendidikan  juga  akan  membuat metode  mendidik  akan  lebih bervariasi, tidak semata mata  komunikasi  verbal  melalui penuturan kata  kata oleh  pendidik,  sehingga  mahasiswa  tidak  akan  bosan  dan  pendidik  tidak kehabisan tenaga. Mahasiswa akan  lebih banyak  melakukan  kegiatan belajar,




2



sebab  tidak  hanya  mendengarkan  uraian  pendidik,  tetapi  juga  aktifitas  lain, seperti mengamati melakukan dan mendemontrasikan. Pembelajaran  dengan  menggunakan  metode  konvensional  tersebut memiliki  beberapa  kekurangan,  antara  lain:  1)  pembelajaran  tidak  diawali dengan  upaya  memberikan  daya  tarik  belajar  sehingga  semangat mahasiswa rendah; 2) pembelajaran tidak diawali dengan penginformasian tujuan khusus, sehingga  mahasiswa  tidak  mengetahui  tujuan  yang  akan  dicapai setelah mengikuti  pembelajaran,  3)  pembelajaran  tidak  dilengkapi  dengan  test sehingga  menyebabkan  mahasiswa  mengalami kesulitan  belajar  dalam mempelajari  materi  berikutnya,  4)  pembelajaran  tidak  dilengkapi  dengan umpan  balik  terhadap  jawaban  soal-soal sehingga  mempersulit mahasiswa karena tidak mengetahui mana jawabannya yang benar atau salah. Salah  satu  jenis  media  pembelajaran  yang  dapat digunakan  sebagai media  pembelajaran  adalah  media  berbasis  komputer,  media  berbasis komputer  mampu  menampilkan  gambar  gerak  atau  animasi  animasi (macromedia  flash,  video  pembelajaran  ).  Penggunaan  media  berbasis komputer  sebagai  media  pembelajaran  akan  lebih  membuat suasana pembelajaran  lebih  menarik  dibanding  hanya  dengan  metode  ceramah  yang hanya  monoton.  Kenyataan  dilapangan  menunjukan  bahwa  belum  banyak memanfaatkan media pembelajaran berbasis komputer khususnya media yang mampu  menampilkan  gambar  gerak  atau  animasi animasi  dengan  maksimal untuk membantu proses kegiatan belajar mengajar. Dalam    proses  pembelajaran  perlu  ditumbuhkan  rasa  senang  dan gembira pada diri siswa. Apabila mahasiswa telah merasa senang dan gembira dalam belajar maka dengan sendirinya akan tumbuh minat belajar mahasiswa terhadap  mata  pelajaran  tersebut.  Akibatnya  adanya  minat inilah  yang  akan menimbulkan  sikap  positif  dan  berpengaruh  terhadap  daya  serap  mahasiswa pada pelajarn tersebut sehingga diharapkan mahasiswa dapat mudah mengerti dan paham akan materi pelajaran yang disampaikan. Untuk  mengatasi  hal  permasalahan  pada  pembelajaran  modul konvensional,  maka  diperlukan  suatu  rekayasa  teknologi  dengan  merancang


3



suatu media pembelajaran  yang memiliki fungsi dan manfaat yang  lebih dari pada  modul  konvensional.  Pilihan  media  yang  tepat dan  dapat  memenuhi kebutuhan  adalah  media  pembelajaran  berbasis  komputer.  Dengan  demikian untuk  menyikapi  masalah  tersebut  diatas  yaitu  dengan    adanya  suatu  media pembelajaran  yang  mudah  dimengerti dan  dipahami  oleh  mahasiswa  yaitu media pembelajaran interaktif sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air  dan  transmisi  otomatis  pada    sepeda  motor  matic  injeksi menggunakan software Macromedia Flash.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  diatas  maka  dapat di  identifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1.  Penggunaan  media  pembelajaran  yang  kurang  tepat karena  hanya mengandalkan  media  sederhana  seperti  papan  tulis,  buku  paket atau  dari foto copy yang diberikan oleh dosen.
2.Proses  kegiatan  belajar  mengajar  masih  sederhana  dengan  didominasi kegiatan seperti mencatat di papan tulis dan ceramah.
3.Banyak  hal yang  mengakibatkan  minat belajar  mahasiswa  kurang  yakni bisa  berasal  dari  diri  mahasiswa  sendiri  ataupun  dari  luar  pribadi mahasiswa itu sendiri.
4.Salah  satu  jenis  media  pembelajaran  yang  sedang  berkembangan  saat ini adalah berbasis komputer, media berbasis komputer mampu menampilkan gambar  gerak  atau  animasi  animasi  (macromedia  flash,  video pembelajaran ).

1.3. Identifikasi Masalah
Penelitian mengenai minat belajar mencakup berbagai aspek  yang  luas dan  mendalam  karena  dipengaruhi  oleh  banyak  hal  seperti  yang  telah diuraikan  pada  latar  belakang  .  Sebagai  upaya  memperoleh  gambaran  yang jelas  dan  menghindari  penafsiran  yang  menyimpang  tentang  masalah  dalam penelitian,  maka  diadakan  pembatasan  masalah  dalam  penelitian  ini,  maka diadakan pembatasan masalah







4



Dilihat dari identifikasi  masalah,  terdapat  banyak  faktor  yang  akan berpengaruh  terhadap  minat  belajar.  Didasarkan  atas  berbagai  pertimbangan dan peneliti yang berupa keterbatasan kemampuan baik secara materi maupun pengetahuan  yang  dimiliki,  maka  dalam  penelitian  ini  akan  dibatasi  pada Pengembangan  Media  Pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistempendinginan  air  dan  transmisi  otomatis  pada    sepeda  motor  matic  injeksi menggunakan software Macromedia Flash.

1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan  rumusan  masalah  diatas  maka  tujuan  dari  penelitian pengembangan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada  sepeda motor matic injeksi yang ada di bengkel sepeda motor Jurdiknik Otomotif FT UNY adalah :
1.Untuk  mengetahui  proses  pembuatan  media  pembelajaran  sistem  bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada  sepeda motor matic injeksi dengan menggunakan software Adobe
2.Untuk  mengetahui  tingkat validitas  media  pembelajaran  sistem  bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada  sepeda motor matic injeksi dengan menggunakan software Adobe flah.
3.Untuk  mengetahui  kelayakan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis pada  sepeda motor matic injeksi dengan menggunakan software Adobe flash











5



BAB II
KAJIAN TEORI

A.Deskripsi Teori
1.Pembelajaran
Pembelajaran  dalam  kamus  besar  Bahasa  Indonesia  (1995:  105) adalah  proses  atau  cara  menjadikan  orang  hidup  belajar.  Di  samping  itu pembelajaran merupakan  identitas aktifitas belajar mengajar  yang diawali dengan perencanaan, dan diakhiri dengan evaluasi untuk mencapai tujuan yang  telah  ditetapkan.  Sedangkan  pengertian  pembelajaran  menurut Dimyati  dan  Mudjiono  (1994:284),  adalah  kegiatan  dosen  secara terprogram dalam desain instruksional, yang meliputi materi, alat, metode, dan  sebagainya  untuk  membuat mahasiswa  aktif  dalam  mencapai  tujuan peningkatan belajar. Pembelajaran  merupakan  suatu proses  yang  terdiri  dari  kombinasi dua  aspek  yaitu  belajar  tertuju  kepda  apa  yang  harus  dilakukan  oleh mahasiswa,  mengajar  berorientasi pada  apa  yang  harus  dilakukan  oleh dosen  sebagai  pemberi pelajaran.  Kedua  aspek  ini akan  berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pad saat trjadi interaksi antara dosen dengan  mahasiswa, serta  antar  mahasiswa  dengan  mahasiswa  disaat pembelajaran  sedang  berlangsung.  Dengan  kata  lain  pemebelajaran  pada hakikatnya  merupakan  proses  komunikasi  anatar  mahasiswa  dengan pendididk  serta  antara  mahasiswa  dalam  rangka  perubahan  sikap (Suherman 1992). Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memudahkan mahasiswa  untuk  mempelajari  sesuatu  yang  bermanfaat seperti  fakta, kertampilan,  nilai,  konsep,  dan    bagaimana  hidup  serais  dengan  sesama,atau suatau hasil belajar yang diinginkan. Proses pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu dari dosen kepada mahasiswa,  melainkan  suatu  proses  kegiatan,  yaitu  terjadi  interaksi antar dosen  denagn  mahasiswa  serta  antara  mahasiswa  dengan  mahasiswa. Pembelajaran  hendaknya  tidak  menganut
paradigma transfer  of knowledge, yang mengandung makna bahwa mahasiswa merupakan objek dari  belajar.  Tapi  upaya  untuk  membelajarkan  mahasiswa.  Ditandai dengan  memilih  kegiatan,  menetapkan,  mengembangkan  metode  untuk mencapai  hasil pembelajarn  yang  diinginkan.  Pemilihan  ,  penetapan,  dan  pengembangan metode ini didasrkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Dalam  hal  ini  istilah  pembelajaran    memiliki hakekat perencanaan  atau perancanagan sebagi upaya membelajarkan mahasiswa.




6



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.Model Pengembangan
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan atau dikenal Research  and Development  (R  &  D).  Metode  penelitian Research  and Development adalah metode  penelitian  yang  digunakan  untuk  mengashilkan produk  tertentu  dan  menguji  keefektifan  produk  tersebut (Sugiyono  2008).
Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk  yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural, model konseptual dan model teoritik. 
Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif, menunjukkkan langkah-langkah  yang  harus  diikuti  untuk  menghasilkan  produk.  Model konseptual adalah model yang bersifat analitis, yang menyebutkan komponen-komponen  produk,  menganalisis  komponen  secara  rinci  dan  menunjukkan hubungan antar  komponen  yang dikembangkan.  Model teoritik adalah model
yang menggambarkan kerangka berfikir yang didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik.
Dalam  penelitian  pengembangan  ini digunakan  model  prosedural karena dianggap cocok dengan tujuan pengembangan yang ingin dicapai yaitu untuk  menghasilkan  suatu  produk  dan  menguji  kelayakan  produk  yang dihasilkan  dimana  untuk  mencapai tujuan  tersebut harus  melalui langkah-langkah tertentu yang harus diikuti untuk menghasilkan produk tersebut. Pada
penelitian  pengembangan  ini  akan  berfokus  produk,  media  pembelajaran sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem  pendinginan  air  dan  transmisi  otomatis dengan  Macromedia  Flash.  Sebagai landasan  pengembangan  media pembelajaran sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis dengan Macromedia Flash menggunakan model pengembangan Borg
dan  Gall  (1983)  yang  menyarankan  penggunaan  prosedur  penelitian pengembangan  terdiri atas  sepuluh  langkah  yaitu,  (a)  penelitian  dan pengumpulan informasi, (b) perencanaan, (c) pengembangan produk awal (d) Uji  coba  lapangan  tahap  awal  (kelompok  kecil)  ,  (e)  revisi,  (f)  uji  coba
lapangan  kelompok  besar , (g)  revisi,  (h)  uji  coba lapangan  kelompok besar, (i) revisi produk akhir, dan (j) desimenasi atau implementasi.



7

B.Prosedur Pengembangan
Prosedur  penelitian  pengembangan  akan  memaparkan  prosedur  yang ditempuh dalam membuat produk. Dalam pengembangan media pembelajaran ini  produk  yang  akan  dihasilkan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis berbasis komputer pada mata  kuliah  praktik  teknologi  sepeda  motor  di  Jurusan  Pendidikan  Teknik Otomotif FT UNY.
Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian pengembangan  ini  adalah  modifikasi  dari  prosedur  pengembangan  yang oleh  Borg  dan  Gall.  Pada  pengembangan  media  pembelajaran ini  prosedur  yang  dilakukan  terdiri  dari:  a)  Analisis  kebutuhan,  b) Pengembangan  produk  media  pembelajaran,  c)  Uji  validasi  oleh  ahli  materi dan  ahli  media,  d)  Revisi, 
e)  Uji  coba  oleh  mahasiswa  selaku  pengguna,  e) Revisi, f) Hasil akhir pembuatan media pembelajaran.
C.Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini, subyek yang dipilih untuk melakukan uji validasi produk  adalah  ahli
 materi  dipilih  1  orang  dari dosen  Program  Studi Pendidikan Teknik  Otomotif  UNY dan ahli media dipilih  1  orang dari dosen Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif UNY. Subyek penelitian untuk uji
coba kelompok kecil adalah 30 mahasiswa kelas mata kuliah teknologi sepeda motor Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNY.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada  penelitian  ini  teknik  pengumpulan  data  menggunakan  instrumen berupa angket untuk mengumpulkan data baik dari ahli materi, ahli media, dan mahasiswa. 
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif. Teknik  analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan statistik  deskriptif.  Statistik  deskriptif  adalah  statistik  yang  digunakan  untuk menganalisa  data  dengan  cara  mendeskripsikan  atau  menggambarkan  data yang  telah  terkumpul sebagaimana  adanya  tanpa  bermaksud  membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010 : 29). 
Untuk  menentukan  kategori  kelayakan  dari  video  pembelajaran  ini,
dipakai skala pengukuran skala likert. Dengan  skala pengukuran  skala likert, data  yang  diperoleh  berupa  angka  yang  kemudian  ditafsirkan  dalam pengertian kualitatif
(Sugiyono, 2008 : 141).

8
Untuk  menentukan  kategori  kelayakan  dari  media  pembelajaran  ini,
dipakai skala pengukuran skala likert. Dengan  skala pengukuran  skala likert, data  yang  diperoleh  berupa  angka  yang  kemudian  ditafsirkan  dalam pengertian  kualitatif
(Sugiyono,  2009:  141).
            Data  mengenai  pendapat atau tanggapan ahli materi, ahli media, dan mahasiswa yang dikumpulkan melalui kuesioner/angket dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil angket dianalisis dengan kriteria sebagai berikut:
Angka 4 = sangat setuju/sangat layak
Angka 3 = setuju/layak
Angka 2 = tidak setuju/tidak layak
Angka 1 = sangat tidak setuju/sangat tidak layak
Untuk skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai pada skala 4 (Suharso, 2006: 52-53)

Tabel 1. Konversi Skor ke nilai pada skala 4



Interval Skor

Kategori


1 – 1,75

Sangat tidak layak


1,76 – 2,51

Tidak Layak


2,52 – 3,27

Layak


3,28 – 4,03

Sangat layak

Sedangkan  untuk  mendapatkan  skor  rata-rata  penilaian  terhadap  media pembelajaran  berbasis  komputer  hasil  pengembangan  menggunakan  rumus sebagai berikut:

               Mn =S_x
                                     n
Keterangan :
        Mn : rerata
∑  : Jumlah skor
        N   : jumlah responden
Dengan  demikian,  skor  tiap  butir  tanggapan  yang  diperoleh  dapat dikonversikan  menjadi  nilai  untuk  mengetahui kategori  setiap  butir tanggapan/rata-rata  secara  keseluruhan  terhadap  media  pembelajaran berbasis komputer hasil pengembangan.


9
Dengan  berpedoman  pada  Tabel  7,  akan  lebih  mudah  untuk memberikan  suatu  kriteria  nilai  bahwa  media  pembelajaran  berbasis komputer  hasil  pengembangan  sudah  layak  atau  belum  digunakan  dalam kegiatan pembelajaran baik dari aspek pembelajaran, aspek materi maupun aspek media.



BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.    DESKRIPSI

1.   Proses  pengembangan  media  pembelajaran  interaktif  sistem  bahan  bakar
injeksi,  sistem  pendinginan  air,  dan  transmisi  otomatis  pada  sepeda  motor
matic injeksi
Proses  pengembangan  media  pembelajaran  interaktif  sistem  bahan
bakar injeksi, sistem pendingin air, dan transmisi otomatis pada sepeda motor
matic injeksi dilakukan secara kolaboratif antara 3 dosen peneliti dan 3 orang
mahasiswa  S1  Pendidikan  Teknik  otomotif.  Mahasiswa  yang  dipilih adalah mahasiswa  angkatan  2010  yang  sudah  mengambil  mata  kuliah  skripsi  dan termasuk  mahasiswa  yang  menerima  beasiswa  bidik  misi.  Setiap  mahasiswa diminta  untuk  mengembangkan  1  media  pembelajaran  sesuai  dengan  judul penelitian  kolaborasi.  Sampai  dengan  laporan  ini ditulis,  mahasiswa  yang menjadi anggota  tim  penelitian  kolaborasi  sudah  mendapatkan  persetujuan
judul  skripsi,  menyusun  proposal  skripsi,  dan  melakukan  pembuatan  media pembelajaran interaktif.
Pengembangan  media  interaktif  menggunakan  software  adobe  flash
CS  3  dan  CS  4.  Pengembangan  media  dilakukan  mulai  dari  identifikasi
kompetensi sesuai  dengan  media  yang  akan  dikembangkan,  pembuatan
rancangan  materi,  pengumpulan  bahan-bahan,  pembuatan  media  dengan
adobe  flash,  validasi  dari ahli materi,  ahli  media,  dan  mahasiswa  selaku
pengguna. 

10
Dosen  pembimbing  selalu  aktif  dalam  melakukan  monitoring,
supervisi,  dan  evaluasi  terhadap  media  yang  dikembangkan  oleh  mahasiswa. Proses  pembuatan  media  interaktif  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem pendinginan  air,  dan  transmisi  otomatis  pada  sepeda  motor  matic  injeksi membutuhkan waktu 1 bulan.
a.   Faktor-faktor  pendukung  yang  memberikan  kemudahan  dalam  proses
pembuatan media pembelajaran interaktif ini yaitu:
1)  Dosen pembimbing aktif dalam memberikan bimbingan
2)  Adanya tutor  sebaya  yang membantu dalam mempelajari penggunaan
software adobe flash

3)  Kemudahan dalam mengakses materi yang dibutuhkan
4)  Kemudahan dalam mendapatkan software adobe flash
b.   Faktor-faktor  penghambat  yang  memberikan  kemudahan  dalam  proses
pembuatan media pembelajaran interaktif ini yaitu:
1)  Kesulitan dalam mendapatkan materi yang relatif baru.
2)  Terdapat materi berupa video dan animasi yang harus membuat sendiri
sejak awal.
2.   Hasil  pengembangan  media  pembelajaran  interaktif  sistem  bahan  bakar
injeksi,  sistem  pendinginan  air,  dan  transmisi  otomatis  pada  sepeda  motor matic injeksi.
Hasil  pengembangan  media  pembelajaran  berupa  materi  pembelajaran
interaktif  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem  pendinginan  air,  dan  transmisi otomatis  pada  sepeda  motor  matic  injeksi  dalam  bentuk  CD  pembelajaran. Media yang dikembangkan dapat dipergunakan disemua komputer atau laptop tanpa  harus  menginstall sofware  adobe  flash  terlebih  dahulu.  Setiap  media pembelajaran  yang  dikembangkan  memuat daftar  kompetensi,  materi pembelajaran, dan evaluasi yang sesuai dengan materi.




11
3.   Penilaian Ahli materi, Ahli media, dan Mahasiswa.
a.   Penilaian Ahli Materi
Skor  penilaian  dari  ahli  materi  tentang  media  pembelajaran  yang  dibuat
adalah  sebagai  berikut.  Skor  untuk  penilaian  aspek  relevansi  materi
dengan silabus 2.67 menunjukkan bahwa materi yang dibuat sesuai dengan
silabus tentang materi yang dikembangkan. Skor aspek belajar mandiri 4.0
menunjukkan  bahwa  media  yang  dikembangkan  dapat dipergunakan
secara  mandiri oleh  mahasiswa  sebagai  bahan  penunjang  untuk  belajar.
Bahan  penunjang  untuk  belajar  berarti mahasiswa  dapat belajar  tentang
materi  yang  ada  dalam  media  pembelajaran  sekaligus  menguji
kemampuannya dengan mengerjakan soal-soal dalam evaluasi.

b.   Penilaian Ahli Media
Skor  penilaian  dari  ahli  media  tentang  media  pembelajaran  yang  dibuat
adalah  sebai  berikut.  Rata-rata  skor  skor  untuk  aspek  intepretasi  visual
adalah  2.75  (layak),  desain  visual  2.6  (layak),  aspek  grafis  2.63  (layak),
aspek prosedur 2.85 (layak).  Rata-rata total skor penilaian dari ahli media
yaitu 2.71 (layak). Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran  yang
dibuat layak  dipergunakan  untuk  membantu  penyampaian  materi dalam
proses pembelajaran
c.   Penilaian Mahasiswa
Skor  penilaian  dari  mahasiswa  selaku  object penggunaan  media
pembelajaran  adalah  sebai  berikut.  Rata-rata  skor  skor  untuk  aspek
intepretasi  visual  adalah  3.02  (layak),  desain  visual  2.55  (layak),  aspek
grafis  2.61  (layak),  aspek  prosedur  2.61  (layak).    Rata-rata  total  skor
penilaian dari mahasiswa  yaitu 2.65 (layak). Hal  ini menunjukkan bahwa
media  pembelajaran  yang  dibuat layak  dipergunakan  untuk  membantu
penyampaian materi dalam proses pembelajaran.



12

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN



A.Kesimpulan
Setelah dilakukan pengembangan media pembelajaran sistem bahan bakar injeksi, sistem pendinginan air dan transmisi otomatis sepeda motor matic injeksipada  mata  kuliah  praktik  teknologi  sepeda  motor  di  Jurusan  Pendidikan  Teknik Otomotif FT UNY ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.   Proses  pembuatan  media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi, sistem pendinginan  air  dan  transmisi  otomatis  pada    sepeda  motor  matic  injeksi
dengan menggunakan software  Adobe  dilakukan  melalui tahapan  identifikasi
kompetensi sesuai  dengan  media  yang  akan  dikembangkan,  pembuatan
rancangan  materi,  pengumpulan  bahan-bahan,  pembuatan  media  dengan
adobe  flash,  validasi dari  ahli  materi,  ahli  media,  dan  mahasiswa  selaku
pengguna.
2.   Media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem  pendinginan  air  dan
transmisi  otomatis  pada    sepeda  motor  matic  injeksi  dengan  menggunakan
software Adobe flash memiliki tingkat kesesuaian dengan silabus sebesar 2.67
(sesuai) dan aspek belajar mandiri 4.0 (sangat bisa dipergunakan untuk belajar
secara mandiri oleh mahasiswa).
3.   Media  pembelajaran  sistem  bahan  bakar  injeksi,  sistem  pendinginan  air  dan
transmisi  otomatis  pada    sepeda  motor  matic  injeksi  dengan  menggunakan
software Adobe flash  memiliki penilaian  yang dengan skor 2.71 (layak) oleh
ahli media  dan  2.65  (layak)  oleh  mahasiswa  selaku  pengguna  media
pembelajaran. 
13

B.  Saran
1.   Media yang dikembangkan dapat dioptimalkan untuk proses pembelajaran mata kuliah Teknik Sepeda Motor di Jurusan
PT. Otomotif FT UNY.
2.   Bimbingan  yang  dilakukan  terhadap  mahasiswa  dapat terus  dilakukan secara intensif walaupun waktu untuk penelitian kolaborasi telah berakhir supaya  tujuan  penelitian  kolaborasi  untuk  membantu  mempercepat penyelesaian tugas akhir skripsi mahasiswa dapat tercapai.











































14
DAFTAR PUSTAKA


Amien Nugroho. (2005). Ensiklopedi Otomotif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 
Azhar, Arsyad. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafido Persada.
Anita  Lie  (2005).  Mempraktikan  Cooperative  Learning  di  Ruang-Ruang  Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Ariesto  Hadi Sutopo  (2003).  Multimedia  Interaktif  Dengan  Flash.  Yogyakarta:Graha Ilmu
Anonim.(1989). Workshop Manual Daihatsu F300 (EFI System). Daihatsu Motor CO., LTD. 
Anonim. (1988). Pedoman Reparasi Mesin 3S-FE Jakarta: Toyota FE. Astra
Motor. 
Anonim.(1994). Training Manual EFI (Electronic Fuel Injection) Step 2, Vol 5.
Jakarta: Toyota Astra Motor. 
Anonim.(1995). Toyota Training Manual Step 1.Jakarta : Toyota Astra Motor. 
Anonim.(2000). Pedoman Reparasi Mesin 5A-FE Soluna. Jakarta: Toyota Astra Motor. 
Anonim.(2002). Sistem Injeksi Bensin Elektronis dan Manajemen Mesin. Jakarta: PT. TTA Indonesia. 
Anonim.(2003). Pedoman Proyek Akhir. Yogyakarta: Tim penyusun pedoman Proyek Akhir Universitas Negeri Yogyakarta. 
Howstuffinmycarworks.(2007). Fuel injection system.
www.howstuffinmycarworks.com/Fuel_injection_system. 
Moch.Solikin.(2005). Sistem Injeksi Bahan Bakar Motor Bensin (EFI system).
Yogyakarta: Kampong Ilmu. 










15
Otomotif-online.com. (2008). Sistem Injeksi Elektronik. 
Phillips.R.  1997.  The  Developer’s  handbook  to  Interactive  Multimedia.aUSA :Stirling
Richard  A.  Schwier,  Earl R.  Misanchuk.(1993). Interactive  Multimedia 
Instruction. New Jersey : Education Technology Publication,Inc. 
Robert E.  Slavin  (2008).    Cooperative  Learning  Teori,  Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media
Sardiman A.M (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sanjaya,  Wina.  (2006). Strategi Pembelajaran  Berorientasi Standar  Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sadiman,  Arif.S.  (2007).  Media  Pendidikan,  Pengertian,  Pengembangan,adan Pemanfaatannya. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Suwarsih  Madya.  (2006).  Teori dan  praktek  Penelitian  Tindakan  Kelas  (Action
Research). Bandung: Alfabeta.
Suyanto, M. (2005). Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: ANDI
Soenarto,  S.  (2005).  Pembahasan  hasil penelitian:  pengembangan  multimedia
pembelajaran  interaktif  mata  kuliah  tata  hidang.  Jurnal  Inotek
volume 9, no 1, 2005.
Wina Sanjaya (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media

Blogroll

Partners

About