Sebelumnya, PSSI sempat mengancam pesepak bola yang bertanding di LPI tak dapat bergabung ke dalam timnas Indonesia. "Semua putra-putri terbaik bangsa bisa mewakili Merah Putih untuk pertandingan internasional dan menggunakan kostum nasional. Tidak ada diskriminasi soal agama, ras, politik, ataupun juga suku bangsa, atau klub dan parpol dalam olahraga," tegas Andi di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/1/2011).
Jaminan ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2010 tentang Program Indonesia Emas (Prima). Peraturan Presiden tersebut menjamin, setiap putra-putri bangsa yang berprestasi dapat mewakili Indonesia dalam kejuaraan olahraga internasional. Hal ini berlaku untuk semua cabang olahraga.
Andi mengatakan, PSSI tak berhak melarang atlet berprestasi untuk masuk ke tim nasional.
Badan Tim Nasional (BTN) PSSI tetap memanggil Irfan mengikuti pelatnas timnas U-23 meskipun pemain keturunan Belanda tersebut tetap membela Persema Malang di LPI. Padahal, PSSI telah memperingatkan bahwa pemain yang bermain di klub LPI bakal dicoret dari timnas.
Deputi Bidang Teknis BTN Iman Arif beralasan, pihaknya memanggil Irfan karena LPI belum bergulir. Namun, Iman menjelaskan, PSSI berhak memutuskan nasib Irfan di timnas bila LPI sudah bergulir.
"Irfan memang tidak mengikuti seleksi. Dia kami butuhkan untuk timnas dan LPI belum bergulir. Jika LPI bergulir, kami akan menyerahkan segala keputusannya kepada PSSI. Kalau PSSI mencoretnya, kami akan mengikuti aturan tersebut," ujar Iman dalam jumpa pers yang digelar di Kantor PSSI, Kamis (6/1/2011).
Terkait hal ini, Riedl menyatakan, pemain boleh membela timnas jika bermain di kompetisi yang diakui FIFA. "Sangat simpel sebenarnya. Pemain tidak bisa membela timnas bila bermain di kompetisi yang tidak diakui FIFA," ujar Riedl.
Riedl akan menunggu keputusan PSSI jika nantinya Irfan tetap memperkuat Persema di LPI. Jika PSSI memutuskan mencoret Irfan, Riedl pun siap kehilangan pemain 22 tahun itu.